Minggu, 15 November 2009

Cara Kerja RIP

Proses RIP beroperasi dari port 520 UDP; semua pesan RIP di enkapsulasi dalam sebuah segment UDP dengan kedua port source dan destination di set 520. RIP mendefinisikan 2 jenis pesan (message): Request messages dan Response messages. Request message digunakan untuk meminta router neighbor mengirimkan update. Response message membawa update. Metric yang digunakan oleh RIP adalah hop count, dengan 1 menandakan network yang terhubung langsung (directly connected) dan 16 menandakan network unreachable.

Pada saat pertama kali aktif, RIP mem-broadcast keluar sebuah paket yang membawa Request message melalui semua interface yang mengenable RIP. Proses RIP kemudian memasuki fase mendengarkan Request RIP atau mengirimkan Response message. Neighbor yang menerima pesan Request akan mengirimkan Response yang berisi tabel routing mereka.

Ketika router yang merequest menerima Response message, router akan memproses informasi yang ada didalamnya. Jika terdapat entri route tertentu yang belum dikenali, maka router akan memasukkannya kedalam tabel routing beserta address dari router yang meng-advertise paket. Jika terdapat entri route yang ternyata sudah ada didalam tabel routing, maka entri yang sudah ada akan digantikan hanya jika entri route yang baru memiliki hop count yang lebih rendah. Jika hop count yang baru lebih tinggi daripada hop count yang telah tersimpan dan paket update berasal dari router next-hop yang tersimpan dalam tabel, maka entri route akan ditandai sebagai unreachable selama waktu yang terdapat dalam holddown period. Jika holddown period telah berakhir dan neighbor yang sama masih tetap meng-advertise entri dengan hop count yang lebih tinggi tersebut, maka metric yang baru (yang lebih tinggi) akan diterima.


RIP Timers and Fitur-Fitur Kestabilan

Setelah startup, router dengan tanpa sebab akan mengirimkan Response message ke semua interface yang mengaktifkan RIP setiap 30 detik. Response message, disebut juga update, berisi seluruh tabel routing dengan pengecualian entri-entri yang ditolak oleh aturan split horizon. Update timer yang menginisiasi periode update ini menyertakan variabel random untuk mencegah terjadinya sinkronisasi. Hasilnya, waktu antara update individu dari proses RIP yang regular berkisar antara 25 sampai 35 detik. Variabel random spesifik yang digunakan oleh Cisco IOS, RIP_JITTER, mengurangi sampai dengan 15 %(4.5 detik) dari waktu update. Karena itu, update dari route Cisco bervariasi antara 25.5 sampai 30 detik. Address destination untuk update adalah address broadcast (255.255.255.255).

Beberapa timer yang lain juga digunakan dalam RIP. Seperti yang dibahas dalam protokol routing distance vector, sebuah timer yang disebut invalidation timer, yang digunakan oleh protokol distance vector digunakan untuk membatasi seberapa lama sebuah entri route dapat berada pada tabel routing tanpa di update. RIP menamakan timer ini sebagai expiration timer atau timeout. Cisco IOS menyebutnya invalid timer. Expiration timer dimulai dari 180 detik saat sebuah entri route baru dimasukkan dan akan di reset pada nilai awal setiap kali ada update yang didapat untuk entri route tersebut. Jika sebuah update untuk entri route tidak pernah diterima dalam waktu 180 detik (6 kali periode update), maka hop count dari entri route tersebut akan di set menjadi 16, yang berarti akan dianggap unreachable.

Timer yang lain, garbage collection atau flush timer, di set sebesar 240 detik, 60 detik lebih lama dari expiration timer, sebuah entri route akan di advertise dengan metric unreachable sampai flush timer ini berakhir, yang kemudian entri route akan dihapus dari tabel routing. Contoh berikut menunjukkan tabel routing yang didalamnya terdapat entri route yang ditandai sebagai unreachable tetapi belum dihapus dari tabel routing.

Mayberry#show ip route
Codes: C – connected, S – static, I – IGRP, R – RIP, M – mobile, B – BGP
D – EIGRP, EX – EIGRP external, O – OSPF, IA – OSPF inter area
E1 – OSPF external type 1, E2 – OSPF external type 2, E – EGP
i – IS-IS, L1 – IS-IS level-1, L2 – IS-IS level-2, * – candidate default
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0 255.255.0.0 is subnetted, 4 subnets
C 10.2.0.0 is directly connected, Serial0
R 10.3.0.0 255.255.0.0 is possibly down,
routing via 10.1.1.1, Ethernet0
C 10.1.0.0 is directly connected, Ethernet0
R 10.4.0.0 [120/1] via 10.2.2.2, 00:00:00, Serial0

Timer ketiga yang dimiliki RIP adalah holddown timer. Sebuah update dengan hop count yang lebih besar daripada metric yang tersimpan dalam tabel routing akan menyebabkan entri route mengalami holddown timer selama 180 detika (6 kali periode update).

Timer-timer ini dapat dimanipulasi dengan perintah berikut:

timers basic update invalid holddown flush

Perintah ini mempengaruhi keseluruhan proses RIP. Jika timing dari salah satu router berubah, maka timing dari semua router dalam domain RIP akan berubah. Karena itu, timer-timer ini tidak seharusnya diubah dari nilai defaultnya tanpa alasan yang spesifik.

RIP mengimplementasikan split horizon with poison reverse dan triggered update. Triggered update akan terjadi setiap kali terjadi perubahan pada metric dari sebuah entri route, dan tidak seperti update regular yang terjadwal, trigered update hanya menyertakan entri-entri yang mengalami perubahan saja. Dan juga triggered update tidak menyebabkan router penerima mereset udpate timer; jika tidak, maka perubahan topologi dapat menyebabkan banyak router harus mereset update timer pada saat bersamaan dan hal itu dapat menyebabkan update regular menjadi sinkron. Untuk menghindari seringnya terjadi trigered update setelah terjadi perubahan topologi, digunakanlah sebuah timer lain. Ketika triggered update dikirimkan, maka timer ini secara random di set antara 1 dan 5 detik, dalam rentang waktu ini, triggered update yang lain tidak boleh dikirimkan.

Beberapa host boleh saja menjalankan RIP dalam mode “silent“. Dinamakan demikian karena host tersebut tidak mengirimkan update RIP, tetapi selalu mendengarkan update-update RIP dan mengupdate tabel routing mereka berdasarkan pesan yang diterima. Misalnya, mesin unix yang menggunakan routed dengan parameter -q berarti mengaktifkan RIP dalam mode silent.

Senin, 02 November 2009

Dhcp server redhat 9

Dynamic Host Configuration Protocol atau yang dikenal sebagai DHCP
adalah protokol yang dapat mengkonfigurasi alamat IP pada host secara dinamis,
sehingga seorang administrator tidak perlu mengkonfigurasi network address setiap
komputer yang ada dalam suatu network (host) satu per satu yang dapat menyita
waktu kerja administrator jika komputer client/host berjumlah puluhan bahkan
ratusan. DHCP telah digunakan secara luas, terutama pada jaringan yang berskala
besar, penggunaan DHCP tersebut merupakan suatu usaha meminimalisasi
konfigurasi network address dan setting network lainnya pada seluruh host dalam
suatu network, karena seluruh konfigurasi host/client telah diatur dan ditentukan oleh DHCP server, sehingga saat ada penambahan komputer baru pada network tersebut, komputer/host tersebut langsung dapat berkomunikasi dengan host lainnya dengan menggunakan network address yang telah diberikan dan dikonfigurasi oleh DHCP server saat host tersebut melakukan booting.
Pada sistem operasi UNIX dan Windows serta lainnya telah menyediakan
paket atau software DHCP server ini, administrator hanya melakukan konfigurasikonfigurasi parameter yang nantinya akan dikirimkan ke DHCP client sebagai konfigurasi IP address client dan lainnya saat DHCP client melakukan booting, namun kemungkinan administrator jaringan pemula tidak mengetahui proses kerja DHCP dibalik layar, pesan-pesan apa saja yang dikirimkan ke dalam media jaringan oleh DHCP server ataupun DHCP client untuk melakukan konfigurasi alamat IP pada suatu jaringan komputer, oleh karena itu, pada penelitian dikembangkan sebuah perangkat lunak DHCP server yang diupayakan untuk dapat memberikan gambaran tentang protokol DHCP ini dalam bentuk algorithma pemrograman java, pesan-pesan apa yang dikirimkan dan apa yang dilakukan oleh DHCP server atau DHCP client dalam suatu network saat komputer host melakukan booting hingga host dapat saling berkomunikasi dalam network tersebut.
Kelebihan Dan Kekurangan DHCP
» Kelebihan :
- Memberikan ip address secara otomatis
- Kecil kemungkinan untuk terjadi ip conflict
- Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server.
- Dapat melayani network yang besar dan konfigurasi TCP/IP yang kompleks.
- DHCP memungkinkan suatu client menggunakan alamat IP yang reusable, artinya alamat IP tersebut bisa dipakai oleh client yang lain jika client tersebut tidak sedang menggunakannya (off).
- DHCP memungkinkan suatu client menggunakan satu alamat IP untuk jangka waktu tertentu dari server.
» Kekurangan :
- Jika server mati maka client tidak akan mendapatkan ip address
-
Tujuan pembelajaran dhcp
1. siswa dapat memahami manfaat / kegunaan dari DHCP Server.
1. siswa memhami kelebihan dan kekurangan penggunaan ip dinamis dibandingkan dengan ip statis
1. siswa dapat melakukan konfigurasi DHCP server pada system opersi linux, serta konfigurasi dhcp client pada linux dan windows.
Tugas pendahuluan
1. Apa fungsi dari DHCP Server ?
2. Apa kelebihan & kekurangan penggunaan IP dinamis dibanding dengan IP statis ?
3. Selaian IP address, informasi apa lagi yang bisa diberikan oleh DHCP
server?
4. Pada REdhat Linux, file apa yang digunakan untuk :
a. Konfigurasi DHCP server
b. Menyimpan history pemakaian IP oleh client
Jawaban :
1.Memberikan ip secara otomatis
3.DNS, Ftp, dll
1. a. dhcpd.conf.sample
b .
Kesimpulan ( Langkah kerja konfigurasi dhcp )
» Penginstalan dan konfigurasi dhcp server
Untuk melakukan penginstalan dhcp pada server dengan system operasi linux redhat 9 kita bias meggunakan cd 2 dari redhat. Sebelum melakukan penginstalan terlebih dahulu cek apakah paket sudah terinstall atau belum, dengan mengetikkan baris perintah berikut ini. Terlebih dahulu login sebagai root.
# rpm –qa | grep dhcp
Jika ada tampilan seperti berikut, maka di computer anda sudah terinstall dhcp.
dhcp-devel-3.0pl1-23
dhcp-3.0pl1-23
Jika tidak maka lakukan langkah berikutnya, yaitu dengan memasukkan cd 2 dari redhat kemudian mount dan masuk ke dalam direktori /cdrom/redhat/rpms dengan perintah berikut
# mount /dev/cdrom /mnt/cdrom
# cd /mnt/cdrom
# ls –l
# cd RedHat
# ls –l
# cd RPMS
Setelah berada di dalam direktori rpms cari package dhcp.xxxx.rpm (xxx = nomer versi) kemudian install
# rpm –ivh dhcp*.rpm
Setelah proses install selesai, sekarang kita tinggal mengkonfigurasi dhcp tersebut. Cari file konfigurasi dhcp ( dhcp.conf.sample )
Pada direktori /usr/share/doc/dhcp-3.opl1/
# cd /usr/share/doc/dhcp-3.opl1/
Setelah itu kita tinggal mengkonfigurasi atau mengedit file dhcpd.conf.sample, namun terlebih dahulu copy file dhcpd.conf.sample ke direktori /etc/dhcpd.conf
# cp dhcpd.conf.sample /etc/dhcpd.conf
Kemudian masuk ke direktori /etc untuk megedit file konfigurasi dhcp
# cd /etc
setelah berada pada direktori /etc lanjutkan dengan mengedit file dhcpd.conf
# vi dhcpd.conf
Kemudian akan muncul seperti dibawah ini
Setelah di edit( jangan lupa untuk menyimpan file hasil konfigurasi) sekarang anda tinggal mengaktifkan service dhcp server dengan mengetikkan perintah berikut

# service dhcpd start ( untuk menjalankan )
# service dhcpd stop ( untuk mematikan service )
# service dhcpd restart ( untuk merestart )
# service dhcpd status ( untuk melihat status )
Apabila tidak terjadi kesalahan pada saat mengedit tadi maka pada saat anda merestart service dhcp server anda tidak terdapat eror, jika terdapat error berarti ada kesalahan pada saat mengedit tadi, silahkan dilihat kesalahannya kemudian edit kembali. Jika semua sudah beres maka sekarang kita tinggal mensetting ip pada client.
Untuk memnsetting buka command prompt. Klik start > run > ketik “cmd”. Setalah berada didalam command prompt ketik perintah berikut
C:Documents and Settingsoche>ipconfig /all
Maka akan tampil informasi mengenai ip address anda, untuk meggunakan dhcp server maka ip address harus di release terlebih dahulu
C:Documents and Settingsoche>ipconfig /release
Kemudian cek kembali ip address anda apabila sudah kosong, maka sekarang anda tinggal meminta ke server ip address dengan cara megetikkan perintah berikut
C:Documents and Settingsoche>ipconfig /renew
Tunggu beberapa menit sampai proses permintaan ip selesai, untuk melihat apakah sudah ada client yang meminta ip maka kita tinggal mengetikkan perintah berikut pada server ( linux redhat )
# tail –f /var/lib/dhcp/dhcpd.leases
sampai disini proses telah seleai untuk setting dhcp server pada server dan client. Terima kasih

Membuat router degan linux Debian (Dinamis Router)

Caranya :
1.Komputer harus terinstal SO LInux Debian
2. Sediakan dua PC, satu sebagai Router dan satunya lagi sebagai Klien
3. Pada Login : isikan user Root dan masukkan Passwordnya
4. Setelah itu masuklah pada folder etc dengan mengetikkan cd etc
5. Kemudian masuklah lagi pada folder network dengan mengetikkan cd network
6. Apabila ingin menggunakan cara yang lebih praktis maka ketikkan cd etc/network
7. Kemudian ketikkan pico atau vi interfaces, untuk mengatur ip nya
8. Untuk vi interfaces pada Router ketikkan seperti dibawah ini
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.10.36
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.10.255
network 192.168.10.0
gateway 192.168.10.1
auto eth1
iface eth1 inet static
address 192.168.15.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.15.255
network 192.168.15.0
iface lo inet loopback
9. Untuk vi interfaces pada client ketikkan seperti dibawah ini
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.15.3
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.15.255
network 192.168.15.0
gateway 192.168.15.1
iface lo inet loopack

10. Kemudian aturlah ip tablenya dengan menggunakan cara, ketikkan pada pc Router -t
nat -A POSTROUTING -s 192.168.15.0/24 -j MASQUERADE
11. Setelah itu ketikkan ip tables-save
12. Lalu restart dengan menggunakan perintah /etc/init.d/networking restart
13. Untuk mengecek apakah ip tables sudah masuk maka ketikkan perintah iptables -t
nat -n -L
14. Setelah itu keluarlah dari folder network dengan perintah cd ..
15. Pada folder etc bukalah file sysctc1 dengan perintah vi atau pico sysctc1.conf,
Hapuslah tanda pagar (#) pada kata # net.ipv4.conf.default.forwading=1
16. Setelah itu lakukan ping antara Router dan client, apabila bisa diping maka pembuatan router telah berhasil
instal dulu quagganya
#apt-get install quagga
Kemudian konfigurasi akan berada pada /etc/quagga, dan edit file debian.conf dan daemons.conf.
enable kan daemon zebra dan ripd dulu dan buat file konfigurasi kosong:
zebra=yes
bgpd=no
ospfd=no
ospf6d=no
ripd=yes
ripngd=no
isisd=no
1. Membuat config file rip…untuk mudahnya copy saja contoh file konfigurasi rip yang ada di /usr/share/doc/quagga/examples ke /etc/quagga/…
# cp /usr/share/doc/quagga/examples/ripd.conf.sample /etc/quagga/ripd.conf
2. Aktifkan daemon rip..dengan cara edit file /etc/quagga/daemons
# vim /etc/quagga/daemons
rubah ripd=no menjadi ripd=yes
3. Restart service quagga
# /etc/init.d/quagga restart
4. Verifikasi daemon quagga yang sudah running
# ps -ef | grep quagga…akan terlihat daemon quagga yang sudah running
lalu
melalui remote vty
telnet ke port 2602
root@opera zebra# telnet 127.0.0.1 2602
Hello, this is zebra (version 0.94).
Copyright 1996-2002 Kunihiro Ishiguro.
password standart rip : zebra
Konfigurasi RIP sangat sederhana, secara umum hanya membutuhkan 3 entri dalam running configurasi.
Masukkan network mempunyai router tetangga RIP dan network yang akan disebarkan ke router tetangga.
ripd(config)# router rip
ripd(config-router)# network 192.168.1.0/24
ripd(config-router)# network 10.1.1.0/24
ripd(config-router)# ^z
ripd#
Untuk memeriksa status RIP
ripd# show ip protocols
Routing Protocol is “rip”
Sending updates every 30 seconds with +/-50%, next due in 7 seconds
Timeout after 180 seconds, garbage collect after 120 seconds
Outgoing update filter list for all interface is not set
Incoming update filter list for all interface is not set
Default redistribution metric is 1
Redistributing:
Default version control: send version 2, receive version 2
Interface Send Recv Key-chain
Routing for Networks:
10.1.1.0/24
192.168.1.0/24
Routing Information Sources:
Gateway BadPackets BadRoutes Distance Last Update
Distance: (default is 120)
Untuk melihat routing yang didapat dari RIP tetangga.
ripd# show ip rip
Codes: R - RIP, C - connected, O - OSPF, B - BGP
(n) - normal, (s) - static, (d) - default, (r) - redistribute,
(i) - interface
Network Next Hop Metric From Time
Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi kedalam file.
ripd# write memory
Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf

Followers

Daftar Blog Saya

thanks

Thank You Myspace Comments