Selasa, 18 Januari 2011

PROTOKOL-PROTOKOL ROUTING

Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protocol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan dilakukan pada internet.

* HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah protokol yang dipergunakan untuk mentransfer dokumen dalam World Wide Web (WWW). Protokol ini adalah protokol ringan, tidak berstatus dan generik yang dapat dipergunakan berbagai macam tipe dokumen.

* Gopher adalah aplikasi yang dapat mencari maklumat yang ada di Internet, tetapi hanya “text base” saja, atau berdasarkan teks.Untuk mendapatkan maklumat melalui Gopher, kita harus menghubungkan diri dengan Gopher server yang ada di Internet. Gopher merupakan protocol yang sudah lama dan saat ini sudah mulai di tinggalkan karena penggunaannya tidak sesedeharna HTTP.

* FTP (File Transfer Protocol) adalah sebuah protokol Internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) komputer antar mesin-mesin dalam sebuah internetwork. FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas komputer antara klien FTP dan server FTP. Pada umumnya browser-browser versi terbaru sudah mendukung FTP.

* Mailto, Protokol mailto digunakan untuk mengirim email melalu jaringan internet. Bentuk format pada protocol ini adalah : mailto:nama_email@namahost contoh : mailto: otakkacau@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

* TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet.


Protokol Komunikasi
Pada TCP/IP terdapat beberapa protokol sub yang menangani masalah komunikasi antar komputer. TCP/IP merngimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas empat lapis, diantaranya adalah :

1. Protokol lapisan aplikasi : bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi stack protokol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBIOS over TCP/IP (NetBT).
2. Protokol lapisan antar-host : berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
3. Protokol lapisan internetwork : bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), Internet Control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol (IGMP).Compose
4. Protokol lapisan antarmuka jaringan : bertanggung jawab untuk meletakkan frame-frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN (seperti halnya dial-up modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM))

Protokol Apple Talk

Definisi: diciptakan oleh perusahaan Apple komputer, diterapkan pada jaringan dengan komputer mesin Apple, yang diperkenalkan pada tahun 1985
Protokol yang ada di dalamnya:
1.AppleTalk Filing Protocol(AFP): adalah protokol yang mengatur penerimaan dan pengiriman file dari komputer Apple.
2.Zone Information Protocol(ZIP): adalah protokol untuk mengatur suatu daerah (zone) yang dibuat jaringan AppleTalk
3.Routing Table Maintance Protocol (RTMP): merupakan protokol routing bagi AppleTalk yang berjenis distance vector.
4.Name Binding Protocol (NPB): berfungsi untuk mengadakan translasi suatu nama dari alamat Appletalk
5.Datagram Delivery Protocol (DDP): Berfungsi memberikan alamat yang unik bagi setiap node di dalam jar.Appletalk
6.Ethertalk, Tokentalk dan FDDItalk: protokol-protokol yang menunjang jaringan Rthernet, Token dan FDDI di jar.AppleTalk
7.Appletalk address: terdiri 2 bagian yaitu 16 bit untuk no jar. Dan 8 bit untuk no node
8.Appletalk Zone
9.Apple Talk Discovery Mode


Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.

Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi linkstate yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Cara OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain


Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbor router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol. Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point. Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protocol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.


Border Gateway Protocol (BGP)

Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan.


Ciri-cirinya :
1. BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.

2. Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update selanjutnya hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi routing yang sudah ada saja. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port TCP nomor 179. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.

3. Kegagalan menemukan sinyal keepalive, routing update, atau sinyal-sinyal notifikasi lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP peer dengan router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update baru ke router yang lain.

4. Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah Attribute.

5. Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan manipulasi aliran traffic membuat routing protokol BGP sangat skalabel untuk perkembangan jaringan dimasa mendatang.

6. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefixprefix ini juga disertai dengan informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.

7. BGP memungkinkan Anda memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya yang cukup banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan sebagai acuan.

Cara kerjanya :
BGP bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja

Apa Saja Jenis-jenis BGP?
Routing protokol BGP dibagi menjadi dua subbagian besar yang berbeda berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya:

1. IBGP (Internal BGP)
Sesuai dengan namanya, internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antarsesama router internal
dengan menggunakan nomor AS yang sama.

Biasanya IBGP berguna untuk memungkinkan router internal saling bertukar rute-rute yang didapat dari dunia luar. Dengan demikian semua router saling dapat mengetahui rute-rute apa saja yang disimpan oleh masing-masing router. Setelah mengetahui lebih banyak rute, maka jalan menuju ke suatu situs di internet memiliki banyak pilihan.

IBGP biasanya digunakan pada jaringan internal ISP atau perusahaan-perusahaan besar. Tujuannya adalah agar antarsesama router di dalamnya dapat saling bertukar informasi yang didapat dari dunia luar, atau dengan kata lain dari AS number lain. Untuk menjalankan IBGP dalam jaringan internal, sebuah sesi IBGP memerlukan bantuan routing protocol yang lain. Tujuannya adalah agar router tetangga yang menjadi tujuan sesi IBGP dapat dicapai oleh router tersebut. Hal ini diperlukan karena untuk membuka sebuah sesi BGP diperlukan reachability ke tetangga tujuannya.

Sebuah sesi IBGP antardua buah router atau lebih tidak memerlukan koneksi secara langsung, atau dengan kata lain tidak memerlukan koneksi Point-to-Point. Anda bisa membangun sesi IBGP antardua router meskipun keduanya berada dalam jarak yang jauh, asalkan tidak terpisah dalam autonomous system yang lain. Namun syarat untuk membuatnya demikian adalah desain dan implementasi internal routing protocol yang baik. Internal routing protocol sangat berguna untuk melakukan routing terhadap paket-paket komunikasi BGP sehingga bisa sampai dari router asal ke router tujuannya.

2. EBGP (External BGP)
Kebalikannya dari IBGP, External BGP atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antardua router atau lebih yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak administratif. Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar
berbeda administrasinya. Jadi misalnya router Anda dengan router ISP ingin dapat saling bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar Anda akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router Anda dengan router ISP dibuat berbeda.

Pihak ISP tentu tidak akan memasukkan router BGP Anda dalam autonomous systemnya karena memang bukan hak dan kewajiban mereka untuk mengurus router Anda. Dengan perbedaan autonomous system ini, maka seperangkat peraturan saat melakukan routing update tentu berbeda dengan apa yang ada dalam IBGP. Untuk itulah sesi BGP jenis ini dikategorikan berbeda, yaitu sebagai External BGP.

Sesi External BGP biasanya dibuat dengan menggunakan bantuan media point-to-point seperti misalnya line Point-to-Point serial, satelite Point-to-Point, wireless Point-to-Point, dan banyak lagi. Sesi EBGP biasanya terjadi pada router yang letaknya berada di perbatasan antara jaringan Anda dengan jaringan lain, atau sering disebut juga dengan istilah border router. Tujuan utama dibuatnya EBGP adalah untuk memudahkan pendistribusian informasi routing dari pihak luar ke jaringan Anda.


Routing Information Protocol (RIP)

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya)

Sejarah

Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET.

Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services.

Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.


Detail teknis

RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang mempekerjakan hop sebagai metrik routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini, bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi.

Awalnya setiap router RIP mentransmisikan / menyebarkan pembaruan(update) penuh setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktiknya. Sally Floyd dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke update timer interval dari setiap router.

RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.

Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan skalabilitas miskin dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi.

RIP dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport. Ini adalah menugaskan dilindungi undang-undang nomor port 520.

Versi
Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.
RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan.

RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.

Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.

(MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997.

RIPv2 adalah Standar Internet STD-56.

RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

* Dukungan dari jaringan IPv6.
* RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.
* RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;
* RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route .

Batasan

* Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.
* Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP.
* Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).
* RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Daftar Blog Saya

thanks

Thank You Myspace Comments